Perkembangan zaman menuju era modernisasi tidak ada yang mampu menolaknya. Kemajuan yang kian berkembang pesat berlaku sebagaimana layaknya terjadi. Tidak harus dibenci, dicaci atau di hina.
Penikmat kemajuan punya kehidupan dan cara tersendiri dalam menjalani sejumlah kenyataan hidup. Tentu beragam! Namun, juga tidak sepatutnya diperbedatkan. Saya, Anda dan mereka berkesempatan untuk belajar tentang cara memanfaatkan kemajuan ini
Lana a'maluna wa lakum a'malukum, dari keanekaragaman tersebut kita bebas mengaruangi samudera kehidupan sesuai dengan prinsip masing-masing. Tanpa mendekte, apalagi menjudge orang lain.
***
Bagaimana mungkin saya mampu membangun peusaudaraan di lini maya, baik facebook, instagram, twitter dan jejaring sosial lainnya. Sementara dunia nyata telah saya tinggalkan dan abaikan begitu saja.
Bagaimana mungkin saya mampu membangun peusaudaraan di lini maya, baik facebook, instagram, twitter dan jejaring sosial lainnya. Sementara dunia nyata telah saya tinggalkan dan abaikan begitu saja.
Dunia nyata adalah tempat yang bisa untuk kita berbuat banyak hal; menjalin silaturrahmi, mengokohkan ukhuwah, taat kepada Tuhan, berbakti terhadap orang tua, mengemban amanah negara, serta berbagi aneka ragaman kebaikan.
Seyogiyanya, saya tidak terlalu perlu sibuk hingga berlarut-larut memanfaatkan sisa umur yang masih dipersinggahkan oleh Tuhan di dunia yang belum nyata ini.
Tidak sedikit kritikan dan cibiran yang saya terima teman-teman. Alhamdulillah! Sampai saat ini, saya masih bisa membalasnya dengan senyuman tulus kepada mereka yang masih menaruh perhatiannya.
Saya bukan malaikat, bukan pula orang yang taat, banyak sekali dosa-dosa yang masih melekat dengan tubuh yang hina ini. Tapi, saya selalu yakin dan mawas diri akan Sang Pencatat amalan baik dan jahat nan selalu mewanti-wanti keberadaan yang hanya sesaat.
0 Response to "Muhasabatun Nafsi dan Era Modern"
Post a Comment